Rabu, 30 Januari 2008

Narsis Tapi Bukan Ateis!

Bagi sebagian kalangan, narsis atau menyukai diri sendiri secara berlebihan merupakan sesuatu yang keterlaluan, bahkan tidak tahu malu (Nah lo!). Begitu pula menjadi ateis. Tidak hanya akan dicibir mereka yang mengaku saleh, tapi juga bakal dinista mereka yang beragama. Berangkat dari pengertian ini, ijinkan aku menjelaskan maksud menjadi narsis, tapi bukan ateis. Bagi aku percaya adanya Tuhan, atau Yang Maha Sempurna merupakan sebuah keniscayaan, dan juga ungkapan keyakinan hati. Karena itu aku tak ingin menjadi ateis. Kenapa narsis? Karena sejatinya, pada setiap jiwa bersemayam ego menyukai diri sendiri. Sementara narsis dalam pengertian, dan konteks aku di sini tidak lebih keyakinan aku terhadap sembarang isu, dan permasalahan yang ada. Karena itu aku sangat senang dengan tanggapan, bahkan kritik untuk setiap isu yang telah aku komentari.

Tidak ada komentar: